Kartini Masa Kini
Berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
Apa yang telah diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini ternyata memiliki pengaruh besar yang positif dalam menginspirasi seluruh wanita di Indonesia, terutama dalam dunia pendidikan. Pendidikan mengambil peran penting dalam membentuk generasi di masa depan.
Kamu harus berbagi karena perubahan tidak bisa berjalan sendirian. (Surat Kartono kepada Kartini).
Perempuan-perempuan masa kini pun, banyak yang berfikir seperti Kartini pada jaman dahulu. Mengedepankan pendidikan, berusaha meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini. Berikut ini Kartini-Kartini masa kini yang bisa menjadi inspirasi untuk ikut membangun pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.
1. Butet Manurung
Dalam bidang pendidikan ada sosok Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengn Butet Manurung. Wanita asal Batak yang seorang antropolog ini terjun dalam dunia pendidikan khusus untuk daerah terpencil dengan mendirikan Sokola Rimba. Sokola Rimba ini pertama kali didirikan untuk masyarakat Orang Rimba (suku Kubu) yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi.
2. Analisa Widyaningrum
Adalah psikolog dan pendiri Analisa Personality Development Center. Keseriusannya di dunia psikologi mengantarkan Analisa untuk mendirikan wadah pendidikan dan pengembangan diri.
3. Ainun Chomsun
Pendiri Akademi Berbagi ini terinspirasi dari pengalamannya saat belajar copy writing secara gratis dari seorang tokoh periklanan. Dari situ dia melihat pemerhati dan relawan pendidikan yang mau berbagi secara sukarela. Dikembangkan melalui media sosial, kini Akademi Berbagi memiliki lebih dari 16 ribu murid.
4. Najelaa Shihab
Pendiri sekolah Cikal, penggagas inibudi.ord, pencetus pekan pendidikan. Hal itu membuat Najeela tak hanya aktif di dunia pendidikan formal, tetapi juga informal.
5. Heni Sri Sundari
Pendiri Gerakan Anak Petani Cerdas. Heni percaya pendidikan adalah pemutus rantai kemiskinan. Walau dia berasal dari keluarga buruh tani di Ciamis dan harus bekerja sebagai TKI di Hongkong, dia tak berputus asa.
6. Septi Peni Wulandari
Pendiri Institut Ibu Profesional, Penggagas Konsep Jarimatika dan Abaca Baca. Menurutnya, seorang ibu merupakan pilar keluarga yang akan menentukan kualitas keluarganya termasuk kualitas anak dan generasi penerus bangsa.
7. Diane Dhamayanti
Pendiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Modeslavidi. Keterlibatannya di dunia pendidikan bermula saat dia memiliki banyak waktu luang karena toko pakaiannya di Pasar Cikarang habis dijarah dan dibakar massa pada kerusuhan Mei 1998. Dia mengajarjan anak-anak belajar membaca dan berhitung dari mulai PAUD, TK, dan SD.
8. Sri Wahyuningsih
Aktivis Pendidikan Alternatif, Pendiri Sanggar Anak Alam. Wahya, begitu dia akrab disapa, tak hanya dikenal di Yogyakarta, tetapi juga nasional. Dia mengajarkan anak-anak belajar tentang alam dengan cara yang mengasyikan.
9. Ayu Kartika Dewi
Pendiri Program SabangMerauke. Ayu mengajarkan makna toleransi dan ke-bhineka-an kepada anak-anak. Caranya dengan menyelenggarakan program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia. Ini adalah tahun ke-5 bagi Ayu memperjuangkan keberagaman dan toleransi di Indonesia.
10. Firly Savitri
CEO, Co-Founder Ilmuwan Muda Indonesia. Wanita ini mengajak anak-anak untuk menyukai sains dan bercita-cita sebagai ilmuwan. Siapapun yang memiliki bakat di bidang sains, diajak oleh Firly untuk menekuni dunia tersebut.
11. Emmanuella Mila
Pendiri Rumah Dongeng Pelangi. Menurutnya, dengan dongeng anak akan lebih komunikatif.