Acara wisuda kelulusan sekolah adalah salah satu momen yang penuh makna dalam pendidikan. Ini adalah saat ketika siswa merayakan pencapaian mereka dan melangkah maju ke tahap berikutnya dalam kehidupan mereka. Namun, wisuda di jenjang sekolah, terutama di tingkat dasar hingga menengah, sering kali menjadi topik yang kontroversial. Ada pro dan kontra terkait perayaan ini, dan bagaimana sekolah harus bersikap dalam hal ini adalah pembahasan yang cukup penting untuk diperhatikan bagi guru dan staf sekolah.
Pendapat Pro Tentang Wisuda di Jenjang Sekolah
Bagi sebagian orang tua dan guru, mengadakan prosesi wisuda seperti ini memiliki sejumlah alasan tertentu. Di antaranya adalah:
1. Menghargai Pencapaian Siswa
Wisuda adalah cara yang baik untuk menghargai kerja keras siswa selama bertahun-tahun di sekolah. Ini memberikan pengakuan kepada mereka atas prestasi akademik dan pencapaian lainnya. Selain pemberian penghargaan berupa piala, piagam maupun hadiah lain, wisuda dapat memberikan dukungan moral bagi siswa yang telah menyelesaikan belajarnya di sekolah.
2. Memperkuat Rasa Kebanggaan
Perayaan wisuda dapat meningkatkan kebanggan identitas sekolah. Siswa dan alumni merasa bangga menjadi bagian dari sekolah tersebut, dan ini dapat memperkuat ikatan mereka dengan almamater.
3. Momen untuk Keluarga
Wisuda adalah saat keluarga bisa berkumpul untuk merayakan kesuksesan anggota keluarga mereka. Ini adalah kesempatan untuk menciptakan kenangan bersama dan merayakan keberhasilan pencapaian belajar anak.
4. Pengganti Konvoy Kelulusan
Setiap akhir tahun pelajaran, sudah umum diketahui bahwa siswa akan menunggu detik-detik pengumuman kelulusan. Beberapa di antara mereka yang ternyata dinyatakan lulus sekolah akan meluapkan rasa kegembiraannya dengan melakukan konvoy kendaraan di jalan raya. Ini tentu akan memberikan citra negatif bagi sekolah apabila sampai terjadi ketidaktertiban di jalan.
Namun, dengan adanya wisuda, acara ini bisa menjadi pengganti perayaan seperti konvoy kendaraan, yang pada akhirnya mencegah hal-hal negatif yang merugikan pihak sekolah.
Pendapat Kontra Tentang Wisuda di Jenjang Sekolah
Meskipun demikian ada juga sebagian orang tua siswa dan pihak lain yang peduli dengan dunia pendidikan yang menolak acara wisuda pada jenjang sekolah dasar dan menengah. Berikut ini beberapa alasan di antaranya:
1. Biaya
Wisuda seringkali melibatkan biaya tambahan bagi siswa dan keluarga mereka. Mulai dari biaya sewa tempat dan perlengkapannya, hingga biaya konsumsinya. Sebagai contoh untuk prosesi wisuda SMA di Bandung yang suhu udaranya bisa di atas 35 derajad celcius, perlu dianggarkan biaya sewa AC bandung sebagai antisipasi kenyamanan hadirin saat menghadiri acara wisuda. Ini bisa menjadi beban tambahan jika komponen biayanya tidak dihitung dengan teliti.
2. Menonjolkan Individu
Beberapa pengamat pendidikan berpendapat bahwa prosesi wisuda di sekolah terlalu menonjolkan individu daripada fokus pada kelompok atau keseluruhan. Ini bisa merusak semangat kerja sama dan kebersamaan.
3. Menghambat Pembelajaran
Persiapan untuk acara wisuda, seperti gladi resik hingga latihan pentas di acara wisuda, bisa memakan waktu berharga yang bisa dialokasikan untuk pembelajaran akademik. Ini bisa mengganggu proses belajar siswa, terutama siswa kelas yang lebih rendah yang tidak berkepentingan dengan kelulusan kakak kelasnya.
4. Kesakralan Wisuda
Menurut beberapa pihak, prosesi wisuda adalah sebuah prosesi yang sakral. Mereka menganggap bahwa wisuda diberikan hanya kepada lulusan yang memiliki kontribusi bagi perkembangan akademis. Dan ini hanya bisa dilakukan pada jenjang Perguruan Tinggi. Masih menurut mereka, lulusan Sekolah Dasar atau Menengah belum memiliki kontribusi nyata bagi perkembangan dunia akademis karena baru memasuki tahap pembelajaran.
Sikap yang Tepat bagi Sekolah
Sekolah memiliki peran penting dalam mengelola pro dan kontra wisuda di jenjang sekolah. Apapun keputusan sekolah berkaitan dengan pengadaan acara wisuda ini, hendaknya dikelola secara bijak. Bagi sekolah yang tetap ingin mengadakan prosesi wisuda, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh sekolah:
- Keterbukaan.
Sekolah harus mendengarkan pandangan siswa, orang tua, dan staf guru tentang pentingnya wisuda. Dengan mendengarkan berbagai sudut pandang, sekolah dapat membuat keputusan yang lebih baik. - Rencana Anggaran.
Jika masalah utama adalah biaya, sekolah dapat mencari cara untuk mengurangi beban keuangan bagi siswa dan keluarga mereka. Penghematan bisa dilakukan dengan pengurangan biaya sewa gedung termasuk sewa AC bandung, panggung dan kursinya, biaya konsumsi, hingga biaya kostum wisuda. - Pendidikan dan Pembelajaran.
Sekolah harus tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu pendidikan dan pembelajaran. Penting untuk memastikan bahwa persiapan wisuda tidak mengganggu proses belajar. - Kegiatan Opsional.
Pihak sekolah dapat memberikan pengertian kepada siswa maupun wali muruid bahwa kegiatan wisuda ini bersifat opsional. Misalnya, ada siswa yang tidak ingin berpartisipasi dalam wisuda formal bisa memilih alternatif lain seperti perayaan informal atau pengakuan lain atas prestasi mereka.
Penutup
Pada akhirnya, keputusan tentang apakah sekolah seharusnya mengadakan wisuda di jenjang sekolah atau tidak harus mempertimbangkan keunikan dan nilai-nilai sekolah masing-masing. Yang terpenting adalah memastikan bahwa siswa merasa dihargai, bahwa pendidikan tetap menjadi fokus utama, dan bahwa wisuda, jika diadakan, berjalan dengan lancar dan meriah bagi semua pihak yang terlibat.